V. Florentina Lulu Susiana Widjaja

LULU+ADAT

KEMBANGKAN POTENSI DIRI
BERKARIR SUKSES DI BALI

 
Banyak perempuan Bali dan Indonesia pada umumnya, pupus membangun mimpi dan cita karena yakin bahwa kodrat wanita kelak di usai pelaminannya hanya untuk mengurus rumah tangga, merajan pura, suami dan anak-anak mereka. Anggapan ini memang tidak salah dan bahkan sebagian orang menganggap sangat mulia dan puncak kesempurnaan bagi wanita, namun terlepas dari itu semua ada sebuah sisi sudut pandang lain di mana sosok perempuanpun dianggap perlu untuk seoptimal mungkin mengasah kemampuan diri yang telah dianugerahkan Tuhan kepadanya dan juga setiap wanita tak semestinya lemah dalam intelektual hingga memiliki kepatutan untuk juga menikmati sukses dalam karir.

Kata kuncinya adalah; bahwa mengembangkan kecerdasan talenta merupakan keuntungan ganda bagi setiap wanita, karena mereka tidak akan kehilangan kodrat kewanitaannya, melainkan justru akan bermetamorfosis menjadi wanita berkualitas yang berarti merupakan figur istri dan ibu yang cerdas, potensial dan matang bagi keluarganya’ nanti.

Berikut adalah kilas potret kehidupan dari sosok seorang ‘V. Florentina Lulu Susiana Widjaja’, gadis oriental kelahiran Prabumulih, Sumatra Selatan 19 Januari 1971 yang mendedikasikan diri di sepanjang hidupnya pada kemandirian, pendidikan dan dunia profesional hingga menjadi praktisi industri pariwisata di bidang ‘SPA’ dan meretas sukses di Bali dalam usia yang relatif muda.

Lulu Susiana lahir dari rahim ‘Yenti Wibisana’ ibunya sebagai anak ke lima dari enam bersaudara dan mendapat nama keluarga ‘Siaw Chiu Lu’; embun di musim semi, yang mengisyaratkan kesejukan, kedamaian dan keindahan, di mana nama ini telah jauh-jauh hari dipersiapkan kakeknya.

Sementara untuk menopang kehidupan keluarga, ‘Herry Sufian Widjaja’, sang ayah bekerja keras melanjutkan rintisan toko obat Cina yang merupakan usaha warisan turun temurun dan masih tetap buka sampai saat ini.

Kendati toko obatnya tergolong ramai ditambah lagi kesibukan mengurus ke enam anak cukup merepotkan, namun tak satupun pengasuh atau karyawan yang pernah dipekerjakan untuk membantu pekerjaan rumah tangga atau pelayanan di toko obat mereka. Semua dikerjakan sendiri oleh kedua orang tuanya, bahkan sejak masih sangat belia, kesemua anak mendapat pembagian tugas dan tanggung jawab untuk mengenal kemandirian dengan membantu pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mengepel, mencuci atau menjadi kasir di toko obatnya.

Kendati tidak terlepas dari lingkaran tradisi pendidikan mandiri itu, namun masa kecil Lulu tidak banyak dihabiskan di sana, ia lebih lama tinggal di rumah kakek-neneknya yang bermukim tak jauh dengan jarak tempuh menuju sekolahnya di SD Xaverius 1 Palembang, Sumatera yang dianggap terfavorit di zamannya.

Selanjutnya Lulu pun beranjak dewasa, menjadi gadis periang yang cerdas, menonjol dalam prestasi pendidikan di sekolah, aktif di berbagai kegiatan dan juga senang melakoni banyak aktivitas kursus, mulai dari menari balet, bermain musik, aktif paduan suara di Gereja, sampai mendalami ketrampilan menjahit.

Bahkan setelah masuk SMP, Lulu mulai menekuni kursus bahasa Inggris yang tidak putus dilakoninya sampai tamat sekolah SMA.

Lulus dari SMA, tahun 1990 Lulu memutuskan untuk merantau ke Jakarta, menempuh pendidikan Diploma di Akademi Sekretaris Tarakanita, Jakarta Timur dan merampungkannya dengan indeks prestasi di atas rata-rata pada 1993.

Potret Lulu kecil yang ceria
di usia 4 tahun

Didukung kemampuan bahasa Inggris yang lancar dari serangkaian kursus yang ditekuninya, September tahun 1993 Lulu kemudian diterima bekerja di Hilton Internasional sebagai sekretaris.

Karir perdananya ini ia tekuni dengan dedikasi total hingga dalam kurun waktu hanya dua bulan, pimpinannya langsung mempercayai Lulu menjadi Resident Manager Executive secretary.

Nyaris setahun kemudian pada Juli 1994, keinginan untuk mencari pengalaman lainnya menjadikan Lulu kemudian pindah bekerja bergabung dalam tim persiapan pembukaan Imperial Century Hotel Resort, sebagai Executive Assistant to Room Division Manager.

Walau menarik dan menyenangkan, sayangnya Lulu harus menempuh perjalanan 2 jam untuk sampai ke kantor.

Faktor jarak yang terlalu jauh membuat Lulu hanya bertahan hampir 5 bulan saja untuk selanjutnya beralih bekerja di Fokker Servis B.V. Representative Office, Sebagai  Office Manager/ Executive secretary to the General Manager pada bulan Desember 1994.

Selama kurun waktu bekerja di Foker inilah, kendati dihimpit waktu kerja yang padat, di tambah lagi kesibukannya untuk terus meningkatkan x’self resource dengan mengikuti kursus bahasa Jepang dan Prancis, namun di celah waktu luangnya ternyata Lulu sempat juga menikmati liburan ke Bali sekedar melepaskan kepenataannya di sana.

Sampai di akhir Desember 1997, kembali Lulu berekspansi kerja dan kali ini meloncat masuk di Shangri-La Jakarta, sebagai Marketing Services Manager membawahi 15 orang karyawan sekaligus mendorongnya untuk belajar membuat sistem kerja di mana ini merupakan pengalaman menantang bagi Lulu sekaligus menjadi awal penggemblengan jiwa kepemimpinannya.

Perubahan suasana kerja dan terbukanya peluang lain di Indonesian Netherland Association (I.N.A), memuluskan Lulu S.Widjaja beralih bekerja di kantor ini dengan kontrak selama 1 tahun menjadi Office Manager-Manager Y2K Information Centre, Support the Indonesia Netherlands Association’s activities, yang kegiatannya adalah mempersiapkan dampak peralihan millenium pada perangkat lunak atau data dan program-program komputer untuk memasuki 1 Januari 2000.

Setelah rampung masa kontraknya dengan I.N.A, Lulu yang mengikuti serangkaian audisi recruitment di Jakarta untuk PT. Prana Dewata Ubud dan Shiseido Co.Ltd, ternyata diterima dan langsung berangkat ke Bali untuk mengelola berdirinya Kirana Spa mulai dari pendiriannya hingga sampai operasional sebagai Spa Exclusive dan terbesar di atas areal 1,8 hektar yang sepenuhnya digunakan sebagai Spa melibatkan 100 orang karyawan di bawah kepemimpinannya.

Pengalaman bekerja di berbagai perusahaan, di samping faktor kecerdasan dan latar edukasi yang cukup dengan kemampuan beberapa bahasa asing, membuat segala komunikasi yang dijalin bersama Lulu cepat mencapai klimaks. Bahkan untuk bidang operasional Spa yang sama sekali baru baginya, Lulu tak memerlukan waktu lama untuk beradaptasi dan dengan segera telah dapat menguasai seluk beluk manajemen Spa yang dipimpinnya.

Kepercayaan yang penuh diberikan kepada Lulu untuk mengelola seluruh devisi di Kirana Spa, menjadikannya sangat nyaman bekerja hingga tak terasa sudah delapan tahun ia mendedikasikan diri pada bidang ini dan fokus mengendalikannya, sampai kemudian resign pada tahun 2008 dan melangkah lebih jauh lagi dengan bergabung di Mandara Spa Indonesia.

Mandara Spa adalah perusahaan operator spa internasional terbesar di bawah kepemilikan steiner leisure-co. Di sini Lulu ditempatkan memimpin di ujung kendali sebagai Operations Manager di Indonesia di mana Bali adalah head office yang juga menjadi pusat pendidikan spa membawahi ratusan karyawan dengan beberapa outlet.

Selama masa itulah Lulu sendiri telah menjelma bukan saja sebagai praktisi, namun lebih tepat disebut ‘professional spa management yang keberadaannya kini diperhitungkan bukan saja di Bali, namun di Indonesia.

Hal ini ditandai dengan dipilihnya Lulu S. Widjaja sebagai President Executive Committee of Bali Spa & Wellness Association (BSWA) sejak tahun 2006 sampai dengan masa bakhti 2009 dan dengan kerja kerasnya sebagai sosok di garda terdepan bagi para pelaku industri spa Bali, Lulu berhasil merebut hati dunia internasional yang kemudian menobatkan Bali sebagai “The Best Spa Destination in The World” / Tujuan Wisata Spa Terbaik di Dunia oleh International Wellness Awards dalam International Travel Bourse di Berlin, Jerman.

Lulu S. Widjaja sebagai president BSWA
Bersama aktivis menyambut diterimanya “The Best Spa Destination in The World” hasil dari kerja mereka.

Penganugerahan penghargaan tersebut langsung diterima oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik yang dihadiri oleh para tokoh pariwisata terkemuka dari seluruh penjuru dunia dalam rangkaian acara pameran terbesar yang melibatkan ribuan pelaku bisnis di dunia pariwisata internasional.

Bukan hanya itu, Bali berikutnya juga berhasil memboyong beberapa penghargaan sebagai Capital Spa Island oleh ASIA SPA Hongkong.

Ini adalah buah manis dari kerja kerasnya bersama seluruh anggota asosiasi dan praktisi industri spa di Bali. Bagi Lulu sebuah jabatan diemban bukan saja untuk formalitas dan prestisius semata, namun harus dibuktikan dengan kerja maksimal yang semua dilandasi dengan tujuan sosial untuk menuju ke arah yang lebih baik.

Karirnya dan reputasinya yang gemilang dalam bidang Spa ternyata semakin berdampak positif bagi sektor pariwisata Bali. Di samping sibuk sebagai advisor education/guest lecture dan melakukan pengarahan-pengarah secara reguler untuk menjaga kualitas dan citra spa di Bali, Lulu S.Widjaja yang konsisten dalam tekad memajukan harmoni pariwisata di sektor Spa tanpa henti melakukan pendekatan di berbagai kalangan baik di lingkup nasional maupun internasional hingga kemudian mengucur bermacam stimulus yang antara lain adalah pelatihan Spa bersertifikat internasional bagi 1000 orang terapis di Bali secara cuma-cuma.

Sebagai wanita, Lulu memang tercatat luar biasa menembus kesuksesan karirnya di Bali, namun meski demikian Lulu tetap menekankan bahwa kodrat terpenting dari seorang wanita adalah keberadaannya bagi keluarga, untuk itulah ia tidak mengingkari bahwa porsi terpenting yang menjadi prioritasnya adalah bahagia bersama keluarga, jauh dari kepentingan ambisi dan kalkulasi materi.


*) Lulu S. Widjaja bersama keluarga; ke dua orang tua dan lima saudara kandungnya.

DATA PRIBADI

 
Nama                :  V. Florentina Lulu Susiana Widjaja
Tempat /
Tanggal lahir   :   Prabumulih, Sumatera Selatan,  19 Januari 1971
Agama              :   Katolik
Pendidikan      :
-   SD Xaverius 1 Palembang
-   SMP Xaverius 1 Palembang
-   SMA Xaverius 1 Palembang
-   LPK Tarakanita (D3)

Pendidikan
Non Formal :
1984-1990      :   “OASIS” English Course (Advanced Level )
1987-1989      :   English Governmental Examination (Certificate
                               on Primary Level I & II )
1993                 :   Seminar “Welcome to the Business World” oleh
Asosiasi Alumni Sekretaris Tarakanita
1993                 :   Penghargaan  dalam Table Manners Programe
di Sahid Jaya Hotel
1997                 :  Fidelio Trainning for Sales & Catering system di
Shangri-La Jakarta
2000                 : “Tropical Spa” oleh Sophie Benge dan Martha Tilaar
(Spa Tradisional Indonesia dan Maestro Kosmetik) Bali
2004-2007      :   Presentasi dan Seminar dengan topik Spa

Profesi   : Profesional : Mandara Spa Indonesia
Aktif sebagai:
2004-sekarang       :   Komite Eksekutif Bali Spa dan Wellness
                                         Associations (BSWA)
2006-2012               :   President BSWA (2 Periode)
2006-2008               :   PHRI (Representing the Spa Industry )
2009-2012               :  Anggota Komite PHRI (seksi organisasi)
Sejak 2008               :  Certified Assessor untuk Spa Management
                                       dari LSP COHESPA Surabaya-BNSP Jakarta
2009-sekarang       :   Dosen Tamu Mapindo.

Pesan        :        Bekerja dengan sepenuh hati dan setiap pekerjaan
harus  mempunyai tujuan, visi-misi dan komitmen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>