Putu Suasta

PUTU+SUASTA+1

JANGAN MEMBELI KUCING DALAM KARUNG


Putu Suasta lahir pada tahun 1960 di Denpasar. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana Hubungan Internasional di Universitas Gajah Mada, Yogjakarta (1985), dan sempat mengambil kuliah pasca-sarjana Sosiologi di Cornell University, New York. Putu Suasta dikenal luas di Bali sebagai salah seorang yang sangat vokal yang siap mengkritik pejabat manapun di Bali. Ia ikut mendirikan Yayasan Wisnu (1994) – LSM yang bergerak dalam bidang perlindungan lingkungan melalui proyek-proyek berbasis masyarakat; sebagai ketua forum yang bergerak untuk mempercepat perubahan pada birokrasi dan kebijakan publik di Indonesia, di Bali khususnya.

Di samping aktif di arena politik, Putu Suasta masih mengemban tugas sebagai direktur perusahaan konsultan arsitektur yang sukses, PT Wijaya Tribwana International, dan direktur pelaksana kontraktor pembangun PT Tribwana Indosekar. Ia juga adalah seorang editor dan ko-editor dari buku “Ideologi Pembangunan dan Demokrasi” (sebuah kumpulan esai yang diangkat dari diskusi Forum Merah Putih) dan Wianta: His Art and Balinese Culture (1991) bersama Dr. Dorothea Markakis; dan produser eksekutif dari sebuah proyek (dua tahun) film dokumenter bersama RCTI tentang kehidupan salah seorang pelukis tradisional terbesar Bali, Ida Bagus Made Poleng.

Putu Suasta mengharapkan suatu persamaan visi, yaitu di tengah – tengah proses kehancuran sistematis kebudayaan dan lingkungan Bali, pemerintah, wakil rakyat. LSM, tokoh masyarakat, pelaku pariwisata, kelompok profesional dan intelektual seharusnya duduk bersama untuk memformulasikan Bali, paling tidak, 25 tahun ke depan ini.

Di dunia aktivis baik lokal Bali maupun nasional, nama Putu Suasta sudah tidak asing lagi. Pandangannya yang kritis dalam menyorot berbagai persoalan publik tidak jarang membuat merah muka para pejabat. Semangatnya yang membara dalam memperjuangkan demokrasi, keadilan dan multi kulturalisme menempatkannya sebagai tokoh aktivis yang disegani. Dan ketulusannya dalam membela kaum yang lemah dan dirugikan membuat alumnus Cornell University Amerika Serikat ini cukup dekat dengan berbagai lapisan masyarakat.

Dunia perjuangan memang tak bisa dilepaskan dari pria kelahiran Denpasar, 4 Januari 1960 ini. Sejak  mengenyam kuliah di Universitas Gajah Mada Jogjakarta hingga duduk sebagai pengusaha sukses, kesehariannya selalu diwarnai dengan berbagai aktivitas perjuangan.

Namun sebagaimana dituangkan dalam buku catatan hariannya berjudul ‘Mendobrak Kebekuan’, belasan tahun waktu yang dihabiskan dalam perjuangan sebagai seorang aktivis ternyata dirasa Putu Suasta belum mampu menghasilkan sesuatu yang berarti dalam memperbaiki sistem kehidupan masyarakat. “Ketidakadilan tetap saja berlangsung, korupsi juga masih merajalela, dan rakyat kecilpun masih sengasara”, ujar Putu Suasta waktu itu.

Kesadaran inilah yang kemudian membuat Putu Suasta mengubah strategi perjuangannya, yakni dengan memasuki dunia politik  praktis. Ketika Dr.Sjahrir mengajaknya mendirikan Partai Perhimpunan Indonesia Baru, diapun menyambutnya dengan antusias, bahkan ikut menjadi salah seorang deklaratornya. Kini Putu Suasta menjadi Ketua Pimpinan Daerah Partai PIB Bali dan sekaligus maju kepencalonan anggota legislatif tingkat provinsi Bali.

Cukup banyak harapan yang digantungkan Putu Suasta dengan perjuangannya melalui partai politik ini, terutama untuk mewujudkan perjuangannya selama menjadi aktivis dulu, yakni menegakkan demokrasi, keadilan, dan multi-kulturalisme.

Putu sangat sadar bahwa untuk mewujudkan hal itu membutuhkan adanya dukungan rakyat yang cukup besar. Oleh karena sejak dimulainya ajang Pemulu 2004 yang lalu, Putu tak hentinya mengajak masyarakat Bali untuk memilih calon wakilnya di legislatif secara hati-hati dan menggunakan hati nurani. “Pilihlah wakil rakyat yang baik dan jelas kredibilitasnya, akuntabilitas dan kapasitasnya. Jangan membeli kucing dalam karung !”.
 

DATA PRIBADI

Nama                  : Putu Suasta
Lahir                   : Denpasar, 1960
Agama                : Hindu
Pekerjaan           : Pengusaha
Pendidikan
Formal               :
–SLUA I Saraswati Denpasar
–Fisipol Universitas Gajah Mada Jogjakarta (S1)
State University of New York dan University Cornell Amerika Serikat (S2)

Riwayat Karir    :
–Direktur Utama PT.Indosekar
–Direktur Operasional PT.Wijaya Tribuwana International
–Konsultan pada Swiss Development Corporation (1998)
Staff Pengajar Departement Modern Languages and Linguistics University Cornell AS (1987-1989)

Pengalaman Organisasi :
–Pendiri Keluarga Mahasiswa Hindu Darma (KMHD) Universitas Gajah Mada Jogjakarta (1982)
–Salah seorang pemrakarsa / pendiri PARADAH Indonesia
–Pendiri Yayasan Wisnu
–Pendiri Kelompok Diskusi Merah Putih di Denpasar (1984)
–Pendiri Forum Merah Putih dan sekaligus menjabat ketua
–Penggagas pendirian Forum Pengkajian Kebijakan Publik
–Pendiri Yayasan Beringin Berapi
–Pengurus Yayasan Taman Pendidikan TP’45
Organizing Committee Forum Rembug Nasional di Jakarta
–Deklarator LP3B
–Deklarator Partai Perhimpunan Indonesia Baru
–Ketua Pimpinan Daerah Bali Partai Perhimpunan Indonesia Baru

Aktif Sebagai :
Teaching Assistance pada Departement Modern Language and Linguistic University Cornell Amerika Serikat, sebagai asisten Prof.Dr.John Wolff (1987-1989)
–Pengajar bahasa dan kebudayaan pada School of International Training (1989-1991)
–Pengajar di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dwijendra (1986-1987)
–Memberi kuliah umum di Universitas Pendidikan Nasional (2001-2003)
–Memberi kuliah umum Program S-2 Kebudayaan Universitas Udayana (2002)
–Pembicara pada Diskusi tentang Politik dan Kebudayaan Bali di Universitas Sydney Australia, dengan paper berjudul ‘Political Dominition and Culture Politics: A Review on Middle Class in Bali’ (1995)
–Pembicara Diskusi Agama dan Perubahan Sosial di Universitas Wollongong, Sydney – Australia (1995)
–Dialog Kritis ‘Perubahan Seni dan Kebudayaan Bali’ di TIM dan Teater Utan Kayu Jakarta (1987)
Steering Committee sekaligus Ti Perumus ‘Skenario Indonesia Masa Depan’ yang diselenggarakan oleh Komnas HAM di Pacung Resort, Bedugul (Maret 2000)
–Pengelola / penanggung jawab ‘Debat Publik di Radio tentang Demokrasi, sebanyak 140 episode (tahun 2000 – tahun 2003), hasil kerjasama Forum Merah Putih, Radio Top FM dan Harian Umum NUSA
–Perjuangkan menentang manipulasi kasus CPNS tahun 2000. Bersama 6 LSM membawa kasus ini ke PTUN
–Perjuangkan kasus manipulasi tanah Mumbul (tanah milik negara) seluas 3,5 hektare yang dibagi-bagi oleh pejabat. Setelah berjuang selama 1 tahun, akhirnya tanah tersebut berhasil dikembalikan ke negara.
–Berjuang bersama beberapa LSM dalam mencegah kehancuran Taman Nasional Bali Barat dari penjarahan kayu dan tanah negara, tahun 2000
–Membantu Transmigran Ex-Timtim untuk mendapat sebidang tanah, sampai Pulau Burung di Kepulauan Riau
–Nara sumber dalam berbagai wawancara oleh media cetak dan elektronik lokal Bali dan nasional, seperti NUSA, Bali Post, Radar Bali, Jawa Pos, Kompas, Media Indonesia, Tempo, Gatra, Forum Keadilan, dsb
–Diwawancarai secara luas dan beberapa kali oleh media elektronik asing seperti BBC, VOA, CNBC, Radio Nederland, dan Radio Australia
–Ditulis oleh media cetak asing, antara lain: Time, The Washington Post, New York Times, Far eastern Economic Review, International Herald Tribune, Chicago Tribune

Pesan                       : Pilihlah calon Wakil Rakyat di legislatif secara hati-hati dan menggunakan hati nurani. “Pilihlah wakil rakyat yang baik dan jelas kredibilitas, akuntabilitas dan kapasitasnya. Jangan membeli kucing dalam karung!”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>